Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara mengembangkan keterampilan pada pembelajaran IPA di SD

 Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

A. Mengembangkan keterampilan pembelajaran IPA di SD

Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat terdapat 8 keterampilan proses dasar dan 5 keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu serta mengenal hubungan-hubungan angka.

Adapun cara mengembangkan pembelajaran IPA di SD dengan keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi dan mengukur, adalah sebagai berikut:

  1. Keterampilan mengobservasi (keterampilan proses yang paling dasar) merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan cara menggunakan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-sifat/karakteristik dari objek atau kejadian. Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimilikioleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme hidup. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran dan sebagainya. Contoh lain adalah mengobservasi cara pindah dari bermacam-macam hewan, misalnya dengan cara berjalan, berenang atau terbang. Contoh lain adalah dengan memperhatikan perubahan bentuk es, mengobservasi permukaan es, menentukan suhu atau tingkat dinginnya air hasil pencairan es (menggunakan thermometer).
  2. Keterampilan dengan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan cara melalui latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau membagi objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem atau metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk menunjukan persamaan, perbedaan dan hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan sifat umumnya. Contoh lain misalnya menyaring campuran batu kerikil dan pasir dengan selembar kertas karton (kardus) yang berlubang-lubang (dimana ukuran lubangnya bermacam-macam) untuk mendapatkan kelompok komponen yang dapat dan tidak dapat melalui lubang tertentu.
  3. Keterampilan degan mengukur merupakan ketermapilan dengan cara membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain. Keterampilan mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara penghitungan dengan menggunakan alat-alat ukur. Contoh-contoh kegiatan keterampilan mengukur adalah mengukur jarak dengan menggunakan tali, menghitung luas dengan mengguakan ukuran pembanding berupa bentuk-bentuk kubus, menghitung jumlah tomat dalam sebuah mangkok besar, belajar sistem ukuran yang standar. Untuk latihan keterampilan ini, siswa memiliki banyak kesempatan untuk menyelidiki sistem berat dan ukuran. Dalam kegiatan yang berkaitan dengan sistem berat, kita dapat menggunakan penjepit kertas (klip), uang logam atau kancing sebagai timbangan. Dalam pengukuran jarak, kita dapat menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan atau kaki sebagai satuan ukurannya.

Kebiasaan mengukur secara tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian sifatnya. Siswa dapat diajarkan bahwa rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara terbaik untuk mengukur secara tepat. Contoh kegiatan lainnya adalah siswa dapat memperkirakan dimensi lincar dari benda-benda (yang ada didalam kelas) dengan menggunakan satuan cm, dm, atau m. Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya. 

B. Keterampilan pembelajaran IPA di SD berhubungan ruang dan waktu, hubungan angka-angka

Adapun cara mengembangkan pembelajaran IPA di SD dengan keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu, dan hubungan angka-angka, adalah sebagai berikut:

  1. Keterampilan hubungan ruang dan waktu dikembangkan dengan cara menjelaskan posisi suatu benda terhadapbenda lainnya atau terhadap waktu, atau keterampilan mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Proses ini dapat dipecah kedalam bermacam-macam kategori termasuk bentuk, arah, dan susunan yang berkaitan dengan ruang-waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan dan kecepatan perubahan. Kegiatan untuk melatih ketermapilan ini adalah menanamkan dan mengidentifikasi gambar-gambar geometris dua dan tiga dimensi, mengenal bentuk benda-benda tiga dimensi dan bayangannya, membuat pernyataan tentang simetri dan benda-benda. Contoh keterampilan ruang dan waktu adalah meminta siswa untuk mengamati sepotong besi yang diletakkan di udara terbuka dan sepotong besi yang lain diletakkan disuatu tempat yang terhindar dari gas oksigen dan air, lalu kemudian bandingkan hasilnya dan sampaikan didepan kelas.
  2. Ketrampilan mengenal hubungan angka-angka dikembangkan dengan cara menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi aritmatik. Menggunakan angka adalah mengimplikasikan aturan-aturan atau rumusan-rumusan matematika untuk menghitung kuantitas atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk kegiatan ini adalah dengan menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk prasi penambahan dan perkalian. Latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda-benda atau data berdasarkan faktor numeric membantu untuk keterampilan ini.

Contoh keterampilan hubungan angka-angka ini adalah lebih jauh mana benda A jika dibandingkan dengan benda B? Kemudian contoh lain, berapa derajat suhu tersebut turun dari -10o C ke -20o C?

C. Keterampilan pembelajaran IPA di SD yang berhubungan dengan Mengkomunikasikan, Menginferensi, dan Memprediksi

Adapun cara mengembangkan pembelajaran IPA di SD dengan keterampilan mengkomunikasikan, menginferensi, dan memprediksi, adalah sebagai berikut:

  1. Keterampilan mengkomunikasikan dikembangkan dengan cara menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan yang dapat dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda/kejadian-kejadian secara rinci. Adapun hal yang dapat dikomunikasikan dapat berupa diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan berbagai peragaan visual. Pelatihan untuk ketermapilan ini dapat berupa latihan membuat dan menginterpretasikan informasi dari grafik, chrta, peta, gambar, dan lain-lain. Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan mengkomunikasi dalam hal menjelaskan benda-benda dan kejadian-kejadian secara rinci. Kemampuan mengkomunikasikan juga dapat dilatih melalui penugasan untuk menyusun data dari suatu eksperimen kedalam tabel atau grafik dan melaporkan penemuannya kepada teman-temannya. Contoh kegiatan mengkomunikasikannya adalah siswa ditugaskan untuk meluiskan kejadian (fenomena) alam seperti perubahan-perubahan cuaca dalam beberapa hari yang terjadi dilingkungannya atau siswa ditugaskan mengamati deskripsi (seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya) beberapa jenis hewan kecil, kemudian ditugaskan untuk menginformasikannya kepada teman-temannya yang lain di depan kelas.
  2. Ketrampilan menginferensi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan cara membuat kesimpulan sementara dari yang kita observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini juga dapat dikembangkan dengan latihan-latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian keadaan yang diobservasi. Contoh latihan yang dapat diberikan adalah siswa melakukan observasi terhadap cairan jernih yang tidak berwarna, kemudian siswa akan menginferensi bahwa cairan tersebut adalah air. Contoh lain, siswa memperhatikan sebatang lilin terbakar habis, ia akan menginferensi penyebabnya berdasarkan hasil observasinya. Dan contoh yang lainnya siswa diminta untuk menyatakan penyebab (penyebabnya panas) mencairnya es batu yang ditaruh didalam air.
  3. Keterampilan memprediksi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan cara menduga/memprakirakan/meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang berdasarkan dari kejadian/keadaan yang terjadi sekarang (yang telah diketahui), keterampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan. Prediksi berdasarkan pada observasi, pengukuran dan informasi tentang hubungan-hubungan antara variabel yang diobservasi. Contoh kegiatan misalnya memprediksi lamanya lilin akan menyala apabila diletakkan dibawah berbagai ukuran stoples, memprediksi sejauh apa sebuah benda akan berhenti jika benda tersebut jika dijatuhkan dari berbagai ketinggian.

Posting Komentar untuk "Cara mengembangkan keterampilan pada pembelajaran IPA di SD"