Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKELAINAN

 Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

Pembelajaran Ke-1

Model – Model Belajar Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Yang Berkelainan Fisik

Bagian otak yang mengatur hubungan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengenal rasa dan penciuman adalah corpus collosum. Karakteristik umum kesulitan yang dialami anak berkelainan fisik:

  • Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai
  • Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan image diri dan percaya diri, yang berakibat pada berbagai motivasi
  • Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untuk bergabung dalam kegiatan kelas.

Beberapa kelainan fisik:

  • Cerebral Palsy, ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau ketidakmatangan otak (Denhoff). Cerebral palsy sebagai akibat dari kerusakan gangguan otak dapat ditelusuri, mungkinkarena adanya kerusakan fisik (trauma) atau oleh penyebab lain yang tidak langsung misal kekurangan oksigen, contol lain, epilepsi adalah bagian dari cerebral palsy.
  • Spina Bifida, gangguan saraf. Gangguan saraf pada spina bifida terpusat, sedangkan pada cerebral palsy gangguannya menyebar.
  • Gangguan lain yang terjadi pada spina bifida dan sering memerlukan bantuan operasi (pembedahan) adalah hydrocephalus.
  • Epilepsi, gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak. Convulsion adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang bila gangguan pada bagian otak tertentu. 

Pembelajaran Ke-2

Karakter Dan Kebutuhan Pendidikan Anak Yang Berkelainan Fisik

Konsep intelegensi dikembangkan berdasarkan tulisan. Keduanya berpandangan bahwa intelegensi sebagai fasilitator penyesuaian antara aspek-aspek berfikir, sensorik dan fisik seseorang dengan  lingkungannya. Binet memandang intelegensi sebagai bagian dasar  manusia yang mencakup judgement, intiative, adaptation terhadap suatu keadaan. IQ normal menurut skala Binet dari Amerika Serikat adalah antara 61-100.

Menurut Bower, siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik:

  • Ketidakmampuan belajar, yang tidak dapat diterangkan dengan faktor kesehatan intelektual dan sensori
  • Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman dan gurunya
  • Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah normal
  • Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi

a. Peserta Didik Autis

Selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar populasi, pandangan yang lebih mendapat dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa kelainan sistem kerja otak, terutama pada lapisan korteks serbral, serebelum dan sistem limbik merupakan penyebab autistik pada anak.

b. Karakteristik Anak Autis

Menurut pengklarifikasian Lauren B. Alloy, dkk, dalam Abnormal Psychology, empat karakteristik anak autis; isolasi diri, keterbelakangan mental, kemampuan bahasa rendah, dan perilaku menyimpang.

c. Ciri (Khas) Perilaku Anak Autis:

  • Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
  • Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati
  • Pemahaman anak sangat kurang
  • Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat
  • Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya
  • Memperbaiki perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
  • Relasi pendidik dan peserta didik dalam setting pembelajaran autis

Berdasarkan penelitian dan pengalaman dalam melakukan interaksi dengan anak autis, diperoleh temuan bahwa empati dan peran aktif keluarga memainkan peran yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran terhadap anak autis.

d. Stategi Pembelajaran Anak Autis

Strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya adalah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.. pilihan strategi yang digunakan beranjak dari strategi individual sampai pada penggunaan strategi kelompok, bagi anak yang telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan. Dalam uji coba dan penerapannya, strategi yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu pada teori A-B-C (autecendent-behavior-consequence) yang diperkenalkan psikologi Loovas atau dikenal applied Behavior analysis (ABA). 

Pembelajaran Ke-3

Filosofi pendidikan bagi anak berkesulitan belajar adalah pada saat mereka mencapai kesiapan dan kematangan yang diseting dalam kelas oleh guru berbagai modifikasi tugas yang disesuaikan dengan gaya-gaya belajar yang memudahkan baginya menyerap materi yang disajikan denga cara yang khusus pula.

a. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif sebagai system layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar setiap anak usia sekolah tanpa kecuali memperoleh haknya untuk terpenuhi kebutuhan pendidikannya.

b. Pembelajaran Inklusif

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari pelaksanaan kurikulum. Linkungan yang inklusif merupakan lingkungan yang ramah terhadap pembelajaran, mengakomodasi keanekaragaman peserta didik.

c. Prosedur dan Pelaksanaan Pembelajaran Inklusif

Kegiatan pembelajaran dirancang sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik, serta mengacu kepada kurikulum yang telah dikembangkan. Kegiatan pembelajran dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan belajar. 

Posting Komentar untuk "KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKELAINAN"