Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan orang tua terhadap hasil rapor anaknya

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh


Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin……
Pembagian rapor adalah suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap siswa lainnya, sebab dengan begitu siswa dapat mengetahui peringkat atau juara berapa yang akan ia dapatkan. Pembagian rapor dilakukan selama 2 kali dalam satu tahun, yaitu satu kali pada semester ganjil dan satu kali pada semester genap (saat kenaikan kelas).

Rapor juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur kemampuan siswa, karena dengan hasil rapor dapat diketahui siapa yang memiliki nilai bagus dan yang mendapat nilai rendah. Bagi yang mendapatkan nilai bagus maka akan menjadi juara kelas dan bagi yang mendapatkan nilai rendah maka bisa jadi ia mendapatkan juara terakhir atau yang lebih parahnya bisa tidak naik kelas.

Orang tua sudah pasti akan merasa sangat berbahagia ketika anaknya mendapatkan nilai bagus terlebih lagi mendapatkan juara kelas, tentu sebuah perasaan yang sangat membahagiakan. Tapi, bagi anak yang mendapat nilai rendah sehingga membuatnya mendapat juara terakhir membuat sebagian orang tuanya ada yang tidak menerimanya.

Untuk itu disini saya mencoba menuliskan beberapa kesalahan yang biasa dilakukan kita sebagai orang tua terhadap hasil rapor anak yang mendapatkan nilai rendah, diantaranya: 

1. Marah-marah

Ini kesalahan pertama yang biasa dilakukan kita sebagai orang tua ketika mengetahui bahwa nilai yang didapatkan anak kita rendah,yaitu marah-marah. Padahal sikap marah-marah ini justru membuat mental si anak makin tertekan, sehingga dapat berakibat buruk terhadap kemampuannya.

Untuk itulah sebaiknya hindari bersikap marah-marah yang tidak jelas terhadap nilai yang didapatkan anak kita, kita sebagai orang tua harus tahu sampai mana kemampuan yang dimiliki anak kita, dan sampai mana pengetahuan yang dimilikinya.

Marah-marah bukan menjadi solusi terbaik untuk si anak, justru sebaliknya menjadi sesuatu hal yang sangat menakutkan bagi si anak. Untuk itu berapapun hasil yang di dapatkan si anak hendaknya tetap kita hargai dan berikan penghargaan terhadapnya karena mungkin hanya sampai disitulah kemampuan yang dimilikinya. Lebih baik kita ganti sikap marah-marah ini dengan rajin membimbingnya belajar dirumah sedikit-demi sedikit dan tidak hanya mengandalkan pelajaran yang diberikan oleh gurunya disekolah, sebab yang namanya pembelajaran disekolah itu memiliki batasan waktu dan selebihnya tinggal kita lah sebagai orang tua yang memberikan bimbingan terhadapnya.

2. Memaksanya belajar terus-menerus

Ini juga salah satu yang menjadi kesalahan kita, belajar memanglah bagus tapi ketika setiap waktu dihabiskan untuk belajar maka akan berdampak buruk terhadap si anak. Ingat, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki sikap, pemikiran, tingkah laku dan sebaginya dan manusia itu bukanlah sebuah mesin robot yang tidak memiliki rasa apa-apa.

Jika kita selalu memaksakan anak untuk belajar maka mungkin saja akan ada sikap kelelahan dan bosan yang akan dirasakan oleh si anak, maka dari itu berikanlah si anak waktu untuk bersantai, bermain, dan berlibur dengan tujuan supaya si anak lebih nyaman ketika ingin belajar. Dengan bersantai, bermain serta berlibur menjadikan pemikiran si anak menjadi lebih fress atau segar, sehingga membuatnya siap untuk belajar.

Kemudian berikanlah batasan waktu kepada si anak untuk belajar, selebihnya berikan waktunya untuk beristirahat, jangan paksa si anak untuk belajar semalaman suntuk sebab ini membuat si anak akan cepat mengalami kelelahan dan mengantuk. Ingat tidur yang normal itu minimal selama 8 jam sehari.

3. Mengatakan anak dengan ucapan “tidak pintar”

Ingat setiap yang keluar dari ucapan kita adalah do’a, maka dari itu berhati-hatilah dalam berkata-kata terlebih-lebih kepada anak sendiri supaya tidak ada rasa penyesalan dikemudian hari.

Jangan pernah mengatakan kepada anak dengan ucapan “tidak pintar atau lebih kasarnya dengan ucapan dasar bodoh” sebab perkataan itu akan membuat si anak lebih terpuruk lagi keadaannya. Dan siapa tahu karena ucapan yang tidak sengaja itu membuat si anak benar-benar menjadi orang yng tidak pintar atau bodoh, maka dari itu sebelum berucap hendaknya kita pikirkan terlebih dahulu kata-kata yang pantas untuk di ucapkan terhadapnya. Kita juga harus memahami bagaimana perasaan si anak, jangan sampai lebih memperparah keadaannya.

4. Mengancam si anak

Ini juga menjadi sebuah kesalahan tentunya bagi kita sebagai orang tua, yaitu mengancam si anak jika mendapat nilai buruk. Hidup di dalam sebuah tekanan itu sangatlah tidak enak, misalnya saja coba bayangkan seandainya jika kita memiliki hutang dan penagih hutang itu selalu ada menemui kita, bagaimana perasaan anda? Tentu tidak mengenakkan tentunya, sebab kita selalu berada dalam tekanan untuk membayar hutang itu tepat waktunya

Nah, begitu juga terhadap anak yang kita berikan ancaman seperti tidak diberikan uang jajan, tidak diberikan keperluan bersekolah dan sebagainya, tentunya ada perasaan takut yang ada didalam dirinya.

Maka dari itu berikanlah kebebasan terhadapnya tanpa ada ancaman apa pun dan berikan perhatian terhadapnya dengan memberikan apa-apa yang diperlukan si anak untuk belajar. Sehingga dengan begitu menjadikan si anak lebih bersemangat lagi di dalam belajar.

5. Memberikan hukuman kepada si anak

Memberikan hukuman kepada si anak juga menjadi suatu hal yang keliru, sebab dengan memberikan hukuman menjadikan si anak makin terpuruk saja. Seperti yang pepatah katakan “sudah jatuh tertimpa tangga”, untuk itu hindarilah memberikan hukuman dalam bentuk apa pun kepada si anak agar si anak tidak semakin terpuruk.

Hukuman tidak akan pernah menyelesaikan masalah tapi perhatian dari orang tua menjadi solusi yang terbaik, tunjukkan rasa kasih sayang yang besar terhadapnya sehingga dengan begitu anak akan merasa lebih tenang, nyaman dan percaya diri.

Mungkin hanya itu saja beberapa kesalahan yang sering atau biasa terjadi ketika mengetahui bahwa si anak mendapatkan nilai rendah dari rapornya, ya walaupun masih banyak kesalahan-kesalahan lainnya. Dan disini saya akan menuliskan beberapa tips unntuk mengganti kesalahan tersebut dengan kebaikan yang justru akan bermanfaat terhadap pribadi si anak, diantarnya:

Solusi yang dapat diberikan terhadap permasalahan seperti ini, diantaranya:

1. Berikan motivasi

Berikan motivasi kepada si anak, sebab dengan motivasi membuatnya lebih bersemangat lagi dalam belajar, terlebih lagi motivasi dari orang-orang terdekatnya. Berikan dukungan yang terbaik untuknya dan jadilah tempat untuknya berkeluh kesah dalam hal memahami pelajaran, dengarkan apa yang menjadi permasalahannya didalam menghadapi pelajaran.

2. Berikan perhatian

Berikanlah perhatian lebih terhadnya, jika waktunya belajar maka belajarnya, jika waktunya istirahat maka biarkan ia beristirahat dan jika waktunya bersantai biarkanlah ia bersantai diselang-selang waktunya. 

Jangan pernah bersikap acuh terhadap pelajarannya, dan jangan pernah bersikap tidak peduli terhadapnya sebab dengan begitu menjadikannya tidak terlalu memperhatikan pelajaran atau tugas yang diberikan kepadanya karena diri kita sendiri sebagai orang tua tidak memperhatikannya.

Maka dari itu alangkah baiknya ditanyakan bagaimana hasil yang didapatkan hari ini, apa yang menjadi masalahnya, adakah yang kurang dipahaminya, dan jika ada maka bantulah ia sekemampuan kita.

3. Berikan bimbingan belajar

Berikan si anak bimbingan belajar misalnya dengan mengikut sertakan ia dalam les diluar jam sekolah, sehingga dengan begitu dapat membantunya dalam meningkatkan kemampuan belajarnya. 

Selain itu berikan juga bimbingan belajar di rumah, misalnya memberikan bimbingan berhitung, memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas, dan memberikan pemacahan masalah yang dihadapi si anak.

4. Berikan hiburan

Jika anak kita mendapatkan nilai yang rendah, selanjutnya kita sebagai orang tua bisa memberikan hiburan baik itu mengajaknya jalan-jalan, rekreasi, bersantai, dan sebagainya dengan tujuan supaya mental yang ada pada diri si anak tidak makin terpuru lagi. Hiburan juga berguna untuk membangun kembali semangat yang ada pada diri si anak.

Demikianlah tadi tentang masalah dan tips yang dapat saya tuliskan, jika ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaafkan dan mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimana pun berada. 

Posting Komentar untuk "Kesalahan orang tua terhadap hasil rapor anaknya"