Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DEFINISI MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM STUDI AL-QUR'AN

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

DEFINISI MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM STUDI AL-QUR'AN

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

WAHYUDIANSYAH.COM – Definisi Muhkam dan Mutasyabih Dalam Studi Al-qur'an

1. Definisi Muhkam dan Mutashabih

Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya jelas tidak tersembunyi, contoh kata langit, bumi, gunung, pohon, bintang dan sebagainya. Sedangkan mutasyabih adalah ayat-ayat yang samar maknanya dan tersembunyi dari kebanyakan manusia, tidak ada yang mengetahui kecuali orang-orang yang kokoh ilmunya seperti firman Allah SWT yang artinya ''dirikanlah sholat''. Mendirikan sholat tidak dijelaskan tata caranya, karena ayat ini hanya menyebutkan kewajiban mendirikan sholat saja. Oleh sebab itu, untuk ayat mutasyabih diperlukan takwil agar setiap makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami dengan jelas dan diterima oleh akal manusia. 

Pengertian Muhkam dan Mutasyabih diantaranya adalah apa yang disimpulkan oleh Imam az-Zarkasyiy–Rahimahullah berkata:

وَأَمَّا فِيْ الاِصْطِلَاحِ فَهُوَ مَا أَحْكَمَتْهُ بِالأَمْرِ وَالنَّهْيِ وبَيَانِ الْحَلَالِ والحَرَامِ

“Adapun secara istilah al-Muhkam adalah apa yang telah ditetapkan atau dikuatkan dengan perintah dan larangan dan penjelasan tentang halal dan haram.”

وأما المَتَشَابِهُ فأَصْلُهُ أن يَشْتَبِهَ اللَفْظُ في الظَاهِرِ مع اخْتِلَافِ الْمَعَانِي

“Adapun al-mutasyabih pada dasarnya adalah kemiripin lafadz secara dhzahir sementara maknanya berbeda.

2. Pendapat Ulama Tentang Muhkam dan Mutashabih

Berikut beberapa pendapat para ulama tentang Muhkan dan Muashabih, diantaranya:

  1. Menurut pendapat Ibnu Abbas dan kebanyakan ahli Ushul fiqh, muhkam ialah ayat yang berdiri sendiri dan tidak memerlukan keterangan. Sedangkan mutasyabih ialah ayat yang tidak berdiri sendiri, tapi memerlukan keterangan karena adanya perbedaan takwil yang beragam. Pendapat ini juga disandarkan pada imam Ahmad bin Hambal.
  2. Ibn Abbas mendefinisikan ayat-ayat muhkam sebagai ayat yang tidak memunculkan kemungkinan sisi arti lain, sedangkan ayat-ayat mutasyabih yaitu ayat yang mempunyai kemungkinan sisi arti banyak.
  3. Al-Mawardi mengemukakan bahwa ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maknanya dapat dipahami akal, seperti bilangan rakaat shalat, kekhususan bulan Ramadhan untuk pelaksanaan puasa wajib, sedangkan ayat-ayat mutasyabih sebaliknya.

3. Aspek-Aspek Tashabuh dalam Al-Qur’an

Berikut beberapa aspek tashabih yang ada didalam Al-Qur’an, diantaranya:

1) Tasyabuh yang terdapat pada lafal ayat

Salah satu sebab terjadinya tasyabuh adalah penggunaan kosa kata (mufrodat) yang dalam beberapa ayat al Qur’an tidak umum digunakan oleh orang Arab dan terdengar asing ditelinga mereka, salah satu contohnya adalah penggunaan kata abban (أبّا) dalam surah ‘Abasa ayat 31.

2) Tasyabuh yang terdapat pada makna ayat

Salah satu sebab terjadinya mutasyabih pada ayat al Qur’an adalah karena terdapat kesamaran pada makna ayat, misalnya makna sifat-sifat Allah, keadaan hari kiamat, hal-hal ghaib, surga dan neraka dan lain sebagainya. Salah satu contoh tasyabuh pada makna ayat yang berkaitan dengan sifat Allah dalam surat al Fath ayat 10.

3) Tasyabuh yang terdapat pada lafal dan makna ayat

Salah satu contoh tasyabuh yang terdapat pada lafal dan makna ayat sekaligus adalah surah al Baqarah ayat 189.


يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَا ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Q.S. Al-Baqarah:189)

4. Hikmah Adanya Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an

Hikmah adanya ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam AL-Qur’an, yaitu antara lain:

a. Hikmah adanya ayat Muhkam dalam Al-Qur’an, yaitu:

  • Dengan adanya ayat-ayat muhkam dalam al-Qur'an dapat memberikan rahmat bagi orang yang tidak mengerti bahasa Arab. Manusia dapat memahami isi kandungan   yang terdapat pada ayat muhkam dengan mudah.
  • Untuk mendorong umat untuk giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran.
  • Pemaknaan yang terkandung di dalam  ayat-ayat  muhkam  sangat  jelas baik dari  segi makna  dan  lafal, sehingga  manusia  tidak membutuhkan penakwilan  terhadap  ayat tersebut.

b. Hikmah adanya ayat Mutasyabih dalam Al-Qur’an, yaitu:

  • Memperlihatkan kelemahan akal manusia.
  • Membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia.
  • Mendorong kegiatan mempelajari disiplin ilmu pengetahuan yang bermacam-macam.

Posting Komentar untuk "DEFINISI MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM STUDI AL-QUR'AN"