Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita inspirasi dari 3 bersaudara

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh


Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….

Oh ya, kali ini saya akan menulis sebuah cerita tentang tiga orang remaja yang bersaudara. Awalnya mereka adalah remaja yang selalu berbuat buruk dalam kehidupannya, namun setelah melihat suatu kejadian akhirnya mereka pun berubah dan memperbaiki kehidupannya.

Emmmm…….bagaiman ceirta selengkapnya?

Langsung saja dibaca artikel ini sampai habis,

Gratiiiissss…….ttttiiiisssss……tttiiiiisssssss

A. 3 Orang Bersaudara

Kami adalah tiga orang bersaudara, dan aku adalah anak yang paling tua. Kami semua adalah laki-laki, kami hanya memiliki seorang ayah tanpa seorang ibu. Ibu kami telah lama meninggal.

Keluarga kami bisa dibilang adalah sebagai keluarga yang kaya, apapun yang kami inginkan selalu ada, apakah itu kami ingin mobil mewah, motor baru, gadget baru, semuanya selalu dipenuhi dan diberikan ayah. Maklum saja karena ayah adalah orang yang sukses dibidang usahanya.

Kedua adik laki-lakiku sudah lulus sekolah dan mereka hanya diam dirumah tidur-tiduran. Kami tidak ada yang bekerja, waktu kami hanya dihabiskan untuk jalan-jalan, berbelanja, didepan komputer atau bermain hp saja.

Dan akibat kemewahan yang kami dapatkan itulah yang akhirnya menjerumuskan kami kedalam kesesatan. Dan terjatuh kedalam dunia yang penuh dengan kesenangan dan hiburan semata.

a. Anak tertua

Suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang tidak aku kenal, ia menwarkan kepadaku sebuah benda berbentuk serbuk. Awalnya aku menolak benda itu, karena aku tahu benda itu dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuhku dan juga pikiranku.

Namun karena gesakan dan godaan dari teman-temanku, akhirnya aku pun memakainya. Sekali mencoba mebuatku makin melayang dan perasaan begitu sangat mendalam dan menyenangkan, hingga akhirnya aku pun terbiasa memakainya dan bahkan kecanduan untuk selalu menggunakannya.
Hampir setiap hari aku selalu membeli benda itu dan memakainya ditempat-tempat hiburan malam, tapi terkadang aku juga memakainya saat berada dirumah. Semua uang yang ada ditabunganku habis untuk membeli benda tersebut, bahkan mobil mewah yang kumiliki pun terjual demi bisa membeli benda itu.

Ayah tidak mengetahui tentang perbuatanku ini, karena ayah jarang berada dirumah, ia banyak menghabiskan waktunya ditempat kerja.

Hari-hariku selalu dihiasi dengan kesengan duniawi saja dan tanpa berpikir hal-hal yang lainnya.

b. 2 adik kandungku

Ternyata tidak jauh berbeda antara aku dan kedua saudaraku. Mereka juga terjerumus kedalm pergaulan bebas, hari-hari mereka dihabiskan ditempat hiburan bersama dengan wanita-wanita yang lain. Mereka juga meminum obat-obatan yang memabukkan.

Setiap malam mereka keluar rumah hanya untuk bersenang-senang dengan wanitayang bekerja senbagai seorang PSK. Mereka menghambur-hamburkan uang hanya untuk mereka. Yang terpenting bagi mereka semua itu tersalurkan dan adanya perasaan kebahagiaan.

Aku mengetahui pebuatan adik-adikku ini karena suatu malam aku bertemu dengan mereka ditempat hiburan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku juga sama seperti mereka berdua. Jika aku larang mungkin mereka akan membela diri, karena mereka juga tahu tentang perbuatanku selama ini.

Hingga akhirnya kami pun berfoya-foya secara bersamaan dengan tidak ada yang ditutup-tutupi lagi, aku juga ikut meikmati hubungan dengan wanita penghibur, dan kedua saudaraku juga ikut menikmati benda berbentuk serbuk yang selama ini kunikmati.

Bagi kami inilah arti hidup sesungguhnya dan kesenangan yang tiada batasnya.

B. Pelajaran berharga

Suatu malam kami mengundang teman-teman untuk berpesta dirumah tempat tinggal kami, semua yang diinginkan ada, mulai dari obat-obatan, serbuk putih, serta para wanita penghibur.

Saat sedang asyik berpesta tiba-tiba saja sebuah mobil datang, dan ternyata itu adalah mobil dari ayahku. Kami pun terkejut dengar kehadiran ayah yang begitu saja berada tepat ditengah-tengah kami, ayah pun sangat marah dan menyuruh teman-teman kami keluar semua dari rumahnya dan segera mematikan musik yang sedang diputar.

Terlihat wajah ayah sangat marah dan kecewa terhadap kami bertiga, mungkin ia sangat ingin memukul kami tapi justru ia tahan pukulannya tersebut. Ayah pun meminta kami agar segera mandi dan beristrihat. Karena saat itu suasana sedang kacau, apalgi kami dalam keadaan terpengaruh alkohol. Ayah sangat paham tentang keadan kami saat itu dan oleh sebab itu ia meminta kami agar bisa beristirahat, sehingga tidak lagi dalam keadaan mabuk.

Ketika diwaktu pagi, ayah telah menunggu kami dimeja makan. Dengan tertunduk kami pun menemuinya. Tidak ada yang berani memandang wajah ayah, padahal waktu itu ayah tidak terlihat seperti orang yang marah, namun ada keseriusan yang tergambar dari wajahnya.

“Apakah sudah lama kalian bersikap demikian, berpesta dan bersenag-senang seperti itu?” tanya ayah 

“Iya, semenjak ayah tidak ada dirumah lagi.” jawab ku

“Kau adalah anak ku yang tertua, seharusnya kau memberikan contoh yang baik terhadap adik-adikmu, bukan malah mengajak mereka berbuat yang tidak baik.” kata ayah dengan suara kerasnya.
Kami pun terdiam tanpa ada kata-kata, sepertinya ayah akan memukul atau mengusir kami dari rumahnya. Namun dugaan kami salah, ayah justru tersenyum terhadap kami.

“Anak-anakku, aku tidak marah terhadap kalian, terhadap apa yang telah kalian lakukan, hanya saja perbuatan kalian itu tidak benar dan penuh dengan kesesatan. Oleh karena itu sebagai hukumannya, hari ini ayah akan mengantarkan kalian kesuatu tempat.”

"Tempat apa, yah?” tanya ku dengan perasaan terkejut

“Suatu tempat yang mungkin akan membuka mata hati dan pikiran kalian semua, ditempat itu silahkan kalian lihat dan awasi orang-orang yang ada disekitar itu, dan diingatlah baik-baik. Nanti malam kalian laporkan apa yang telah dilihat dan diawasi ditempat itu kepada ayah.”

Kami pun bertiga menganggukkan kepala tanda setuju, walaupun tidak tahu apa sebenarnya yang sedang ayah rencanakan kepada kami.

Akhirnya kami pun pergi menuju sebuah jembatan, disana ayah menurunkanku.

Aku berada di jembatan A, adik kedua ku berada dijembatan B, dan adik ketiga ku berada dijembatan C. Masing-masing dari kami berada ditempat yang berbeda. Kami pun mulai memperhatikan kegiatan orang-orang yang ada disekitar itu, dan ayah akan menjemput kami kembali ketika waktu sore tiba.

Setelah beberapa jam berlalu, ayah pun menjemput kami dan segera pulang kerumah. Setelah sampai dirumah, kami pun mandi dan bersiap-siap untuk makan malam, dan kami bertiga sudah ada dimeja makan untuk menunggu ayah, tapi ayah sedang shalat dan mengaji. Setelah beberapa menit kemudian ayah datang dan duduk di dekat kami.

Ayah pun memulai pembicaraan dengan menanyakan kepada adikku yang nomor tiga tentang apa yang telah dilihatnya hari itu dijembatan C.
Ia pun menjawab bahwa telah melihat orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya, ada yang sibuk jualan, bekerja dan pergi kesekolah.

“Dijembatan C, aku melihat berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang, namun yang membuatku lebih tertarik adalah ketika melihat adanya seorang laki-laki paruh baya yang sedang bekerja tanpa memakai topi, disekujur tuubuhnya terlihat keringat bercucuran mengalir. Setelah selesai bekerja ia pun dapat upah dan dari upah tersebut, ia gunakan untuk membeli makanan untuk anaknya.”

Kemudian ayah bertanya kepada adikku yang nomor 2 tentang apa yang telah dilihatnya hari itu dijembatan B.

“Di jembatan C, aku melihat oranng-orang sibuk dengan pekerjaannya, ada yang sedang mengatur lalu lintas, ada yang sedang pergi untuk bekerja, ada yang ingin pergi kesekolah, dan yang membuatku tertarik adalah ketika melihat seorang tua renta yang sedang menarik sebuah gerubak, dan digerubuk tersebut dipenuhi dengan barang-barang bekas. Terlihat wajahnya begitu kelelahan, karena banyaknya keringat yang mengalir ditubuhnya.”

Kemudian ayah bertanya kepadaku yang tentang apa yang telah dilihat hari itu dijembatan A.

“Aku lebih memperhatikan seseorang yang menggunakan pakian sangat rapi, pakai jas, sepatu, di payungi saat berjalan agar tidak kepanasan, dan ketika sampai dimobil, kemudian pintu mobil tersebut dibukakan, dan ada sopir yang membawanya pergi.” jawab ku.

Ayah pun tersenyum kepada kami semua dan berkata,

“Ketahuilah hai anak-anakku, itu lah beberapa gambaran kehidupan kalian dimasa yang akan datang. Apakah kalian ingin seperti orang yang sedang bekerja seperti yang dilihat dijembatan C? Apakah kalian juga ingin menjadi seorang tua renta yang sedang menarik gerubak seperti yang terlihat pada jembatan B? Atau mungkin ingin menjadi seperti seorang yang memakai pakaian rapi, berjalan dipayungi, pintu mobil dibuka kan serta di antar oleh sopir, seperti yang terlihat di jembatan A?”
Kami pun serempak menjawab tentu ingin menjadi seperti orang yang terlihat dijembatan A

“Jika kalian ingin menjadi seperti orang yang terlihat dijembatan A, maka kalian harus belajr dengan rajin dan jangan pernah malas-malasan, apalgi terlibat kedunia yang penuh kegelapan. Hidup cuma sekali oleh sebab itu gunakanlah semaksimal mungkin, dan catatlah apa yang diinginkan kalian dimasa yang akan datang, jangan lupa kerjakanlah kewajibanmu sebagai seorang muslim yang taat”.

Mendengar perkataan ayah membuat kami meneteskan air mata, kami menyesal terhadap perbuatan yang telah dilalui, dan segera memeluk ayah serta meminta maaf kepadanya. Dan mulai sekarang kami berjanji tidak akan lagi terjerumus kedalam kesesatan, meskipun rasa candu itu ada. Namun kami bertekad untuk menolak serta melawannya.

Kami pun mulai membasuh muka dengan air wudhu, dan segera shalat dengan penuh air mata serta penyesalan atas perbuatan yang telah berlalu.

Seiring berjalannya kami pun kuliah hingga selesai, dan kami pun sukses dengan pekerjaan masing-masing.

Aku bekerja dikantor kejaksaan karena sesuai dengan kuliahku jurusan hukum, dan adik-adikku bekerja di bidang pemasaran karena sesuai dengan keahlian mereka.

C. Butiran Hikmah

Jangan pernah sia-siakan kehidupan ini, hidup cuma sekali dan manfaatkan lah itu dengan baik dan benar. Kita jaga dan pelihara lah diri ini dengan penuh kasih sayang, jangan pernah rusak diri atau tubuh ini dengan hal-hal yang tidak baik. Hindarkan diri dari perbuatan pergaulan bebas, obat-obatan, narkoba serta lain-lainnya.

  • Katakan NO terhadap pergaulan bebas
  • Katakan NO terhadap obat-obatan
  • Katakan NO terhadap narkoba
  • Dan katakanlah YES pada kesuksesan. 

Posting Komentar untuk "Cerita inspirasi dari 3 bersaudara"