Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mush’ab Bin Umair: Sang Pembawa Bendera Tauhid

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Gambar oleh: youtube.com

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada siapa pun yang sudah mampir dan meluangkkan waktunya untuk membaca artikel sederhana ini. Semoga ada manfaat dan pelajaran yang dapat di ambil, baik itu untuk penulis sendiri maupun untuk para pembaca sekalian, siapa pun itu dan darimana pun itu. Kritik dan sarannya sangat diperlukan agar dapat menjadikan blog ini makin maju dan berkembang lagi, dan mohon maaf sebesar-besarnya bilamana terdapat kesalahan dalam penulisan atau ada kata-kata yang kurang pantas dibaca, baik itu disengaja atau tidak disengaja.

Masa muda atau masa remaja adalah masa dimana saat orang-orang mulai mengenal dan merasakan manisnya dunia. Pada masa remaja inilah yang bisa menjadikan para pemuda lalai dan lupa tentang arti dari kehidupan, mereka terjebak oleh lingkungan dan perteman yang menjerumuskan mereka kedalam kesesatan. Ada yang terjatuh kedalam obat-obatan terlarang, terjatuh kedalam pergaulan bebas, bahkan ada yang durhaka terhadap kedua orangtuanya. Apalagi bagi mereka yang terlahir dari keluarga yang kaya raya, memiliki fasilitas hidup yang dijamin orang tua. Mobil yang bagus, uang saku yang cukup, tempat tinggal yang baik, dan kenikmatan lainnya, maka pemuda ini merasa bahwa ia adalah raja.

Namun tidak sedikit pula para pemuda menggunakan masa remaja mereka untuk hal-hal positif, seperti jadi anggota perkumpulan remaja masjid, aktif dalam bidang pengajian-pengajian islami, belajar dan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an, adapun yang terlahir dari keluarga kaya raya tidak menjadikan mereka lupa bahwa harta hanyalah titipan, tidak menjadikan mereka sombong kepada sesama, bahkan menjadikan kekayaan yang dimilikinya untuk membantu antar sesama. Sungguh mereka itulah orang-orang yang beruntung dimasa remajanya.

Mush’ab Bin Umair 

Di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mush’ab bin Umair. Ia dilahirkan pada tahun 585 M. Ia keturunan Quraisy, Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab Al-Abdari Al-Qurasyi. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya, dan ibunya sangat memanjakan Mush’ab bin Umair. 

Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian. Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mendapatkan hidayah. Dan dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi Muhammamad shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya. Karena waktu itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah secara sembunyi-sembunyi dirumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam radhiyallahu ‘anhu. Sebuah rumah yang berada di bukit Shafa, jauh dari pengawasan orang-orang kafir Quraisy.

Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mush’ab kecewa bukan kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum serta terus berdiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin, sampai Mush’ab meninggalkan agamanya. Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya. Hari demi hari, siksaan yang dialami Mush’ab kian bertambah, baik itu siksaan secara fisik maupun siksaan secara batin. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulitnya berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat mengurus. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah, bahkan menjadikannya semakin kuat dan teguh pendirian dalam keimanannya.

Mush’ab bin Umair adalah seorang pemegang bendera Islam diwaktu terjadinya perang Badar dan perang Uhud. Ketika terjadi perang Uhud Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu membawa bendera perang. Lalu datang penunggang kuda dari pasukan musyrik yang bernama Ibnu Qumai-ah al-Laitsi (yang mengira bahwa Mush’ab adalah Rasulullah), lalu ia menebas tangan kanan Mush’ab dan terputuslah tangan kanannya. Bendera pun ia pegang dengan tangan kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang kembali dan menebas tangan kirinya hingga terputus. Mush’ab pun mendekap bendera tersebut di dadanya. Kemudian anak panah merobohkannya dan terjatuhlah bendera tersebut. Mush’ab bin Umair wafat dalam keadaan membela agamanya dan sebagai seorang syuhada.

Butiran Hikmah

Sungguh Mush’ab bin Umair adalah salah seorang pemuda yang tanggung dan kuat pendiriannya. Mush’ab mengajarkan kepada kita para pemuda yang hidup di zaman sekarang agar tidak pernah goyah keimannya meski cobaan yang begitu berat menerpa, jangan pernah terlena terhadap kekayaan yang dimiliki karena semua itu hanya semu. Dan jadikanlah Mush’ab bin Umair menjadi salah satu tokoh inspirasi untuk kehidupan kita.

Ayoo…..para pemuda kita teladani sikap serta sifat yang dimiliki oleh Mush’ab Bin Umair, kita jadikan diri ini sebagai pemuda yang akan berguna bagi masyarakat serta bangsa negara ini. Kita jadikan diri ini sebagai contoh untuk para pemuda lainnya agar selalu berada dijalan yang benar, kemudian mengajaknya melakukan hal yang berdampak positif bagi kehidupan.

Bagi pemuda yang memiliki rezki berlebih, sisihkanlah sedikit rezkimu itu untuk membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan, dan jangan lah bersikap sombong terhadap orang lain. Gunakan kekuatan atau tenaga yang kamu miliki untuk membantu orang lain, dan jangan gunakan kekuatan atau tenaga kamu itu untuk hal-hal yang buruk. 

1 komentar untuk "Mush’ab Bin Umair: Sang Pembawa Bendera Tauhid"