Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita inspirasi: Gadis kecil penjual koran

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Gambar oleh: facebook.com
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Pertama saya ucapkan ribuan terima kasih kepada para pembaca artikel sekalian dimana pun anda berada, lebih khusus lagi ucapan terima kasih bagi yang telah meluangkan waktu membaca di blog saya ini. Dan saya memohon maaf jika dalam penulisan artikel ini terdapat kata-kata yang kurang pantas atau kesalahan dalam penulisannya. Dan artikel ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun, dan tujuannya dari cerita tersebut adalah sebagai gambaran untuk menjadikan diri kita ini menjadi orang yang lebih baik lagi, terlebih-lebih untuk diri penulis.

Artikel kali ini tentang seorang gadis kecil penjual koran, dimana si gadis yang usianya masih belia sudah bisa berusaha dan bekerja sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan ditulisnya artikel ini adalah supaya ada pelajaran yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Langsung saja dibaca ceritanya dibawah ini!!!!!

Pulang bekerja

Tak terasa waktu dikantor saya telah menunjukkan tepat pukul 05.00 sore, itu saatnya kami sebagai para karyawan menghentikan pekerjaan yang telah ada dan segera bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing. Saya adalah salah seorang karyawan yang bekerja dikantor A, bertempat tinggal di jalan B blog 1, dan jarak antara rumah saya dengan kantor tempat saya bekerja sekitar 100 km. Jarak yang cukup lumayan jauh juga.

Sore itu saya pulang agak terlambat, sebab ada pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan. Jadi pukul 05.15 menit saya segera pulang dari kantor menuju rumah tempat tinggal. Saya biasanya pergi dan pulang kantor menggunakan transportasi darat yang bernama kereta api. Ini saya lakukan guna untuk menghindari kemacetan dijalan, sekaligus menghemat biaya. Hehehe……

Namun tidak untuk teman-teman saya sesama karyawan, mereka justru lebih senang menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor pribadi pergi ketempat kerja dan tidak tertarik menggunakan transportasi umum dengan alasan lamban serta tidak bersih. Ya, itu persepsi masing-masing orang dan saya tidak berhak dong menyalahkannya.

Saya berjalan dari kantor menuju stasiun, karena jarak kantor dengan stasiun kereta tidak terlalu jauh. Dan sesampainya distasiun, saya pun membeli tiket untuk naik kereta api. Namun sayangnya kereta api yang mengarah kerumah saya belum tiba di stasiun dan akan tiba sekitar 30 menitan lagi, jadi mau tidak mau saya harus menunggunya selama 30 menit. Ini saya ketahui dari pengumuman pihak stasiun tentang kereta api yang menuju kearah tempat tinggal saya.

Saya pun duduk di kursi tunggu dan segera menghubungi istri saya, bahwa saya akan pulang agak terlambat dikarenakan kereta belum berada distasiun, tidak seperti hari biasanya.

Ketika sedang duduk-duduk, saya melihat ada seorang gadis yang berusia sekitar 13/14 tahunan sedang membawa koran untuk dijual kepada orang-orang yang ada disekitaran stasiun kereta. Gadis itu terlihat sopan dan ramah terhadap semua orang dengan menawarkan koran yang ada ditangannya untuk dibeli. Pakaian gadis itu terlihat sangat lusuh dan tidak memakai alas kaki, namun ia terlihat sangat ceria seolah-olah tidak peduli dengan keadaan dirinya sendiri. Ia terus menghampiri orang-orang satu persatu dan menawarkan koran yang dibawanya untuk dibeli sambil tersenyum dan berkata ramah.

Ketika saya ingin menghampiri gadis penjual koran itu, tiba-tiba kereta yang sedang saya tunggu tiba distasiun, saya pun bergegas masuk kedalam kereta dan segera pulang menemui keluarga saya.

Tidak berjumpa!

Setelah selesai makan malam bersama istri dan anak-anak, saya pun bercerita tentang seorang gadis penjual koran yang saya lihat tadi sore distasiun kereta. Istri saya terlihat seperti ingin menangis mendengarkan cerita tersebut, mungkin ini akibat dari perasaan ke ibu-ibuannya.

Setelah selesai memberes-bereskan tempat makan kami pun keruang tamu untuk menonton telivisi, istri saya segera kekamarnya. Entah apa yang sedang ia lakukan tidak ada yang tahu.

Esok paginya ketika saya sedang ingin pergi kekantor istri saya membawa 1 kotak yang berisi pakaian,

“Mas, tolong berikan pakaian ini kepada gadis penjual koran yang mas ceritakan malam tadi dan jika mas punya rezki lebih tolong berikan juga ia uang,” kata istri saya.

“Iya, saya akan berikan,” jawab saya.

Saya pun membawa kotak yang diberikan istri tadi dan segera bergegas pergi menuju stasiun kereta dengan diantar istri saya.

Dan sesampainya distasiun saya pun masuk kedalam kereta dan segera menuju tempat kerja, jam ditangan saya menunjukan tepat pukul 07.00, dan aktifitas kantor dimulai pukul 08.00, jadi saya berharap bisa bertemu dengan gadis kecil penjual koran tersebut diwaktu pagi ini. Namun, sayangnya si gadis tidak terlihat berjualan koran diwaktu pagi ini. Saya pun menitipkan kotak pakaian yang dibawa tersebut kekantor yang ada distasiun dan pergi kekantor tempat saya bekerja.

Sore harinya seperti biasa saya pulang dan menuju stasiun kereta dan menunggu kereta tumpangan saya tiba, dan saya lihat gadis penjual koran itu tidak terlihat berjualan. Akhirnya saya pun pulang kerumah, dan menceritakan kepada istri saya bahwa saya tidak bertemu dengan si gadis penjual koran yang ada di stasiun.

Gadis penjual koran

Setelah 1 minggu tidak bertemu dan melihat si gadis, akhirnya di sore hari sabtu tersebut saya berhasil ketemu dan mengajaknya berbicara. Awalnya si gadis merasa takut, tapi setelah saya berikan penjelasan bahawa saya tidak akan berbuat jahat kepadanya, akhirnya ia mau berbicara dengan saya. Dari pembicaraan tersebut saya ketahui bahwa gadis tersebut tinggal dirumah susun tidak jauh dari stasiun kereta, orang tuanya bekerja sebagai pemulung dan ia masih sekolah kelas 6 SD. 

Ia berjualan koran dengan tujuan untuk membantu kedua orang tuanya dan memenuhi kebutuhannya untuk bersekolah, ia tidak merasa malu atas apa yang telah dikerjakan karena yang terpenting baginya mendapatkan uang yang halal. Sungguh mulia hati dan budi pekerti anak itu, demi memenuhi kebutuhannya untuk bersekolah ia rela berjualan koran dan meninggalkan waktu bermain kepada teman-temannya.

Saya pun segera memberikan 1 kotak yang berisi pakaian untuknya dan memberikan sejumlah uang untuknya. Awalnya ia menolak apa yang telah saya berikan, tapi setelah saya paksa dan berikan pengertian akhirnya ia mau menerimanya. Ia bisa memanfaatkan uang tersebut untuk keperluan sekolahnya atau bisa juga menjadikannya sebagai modal untuk usaha jualannya sendiri tanpa berbagi hasil dengan orang lain lagi.

Keesokan harinya, saat saya pulang dari tempat bekerja terlihat gadis penjual koran itu lebih baik dengan pakaian yang bagus, dan menggunakan alas kaki. Ketika melihat keberadaan saya, ia pun menghampiri dengan mengucapkan ucapan terima kasih kepada saya sambil mencium tangan saya. Betapa terharunya saya, dan saya hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk si gadis tersebut, semoga kelak dihari yang akan datang ia menjadi orang yang sangat sukses, sehingga dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Amiin…..

Butiran hikmah

Dari cerita diatas dapat kita ambil beberapa pelajaran, diantaranya:
  1. Pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan itu adalah hal yang sangat luar biasa, jangan pernah anda hidup dengan bermalas-malasan sebab yang dapat merubah nasib anda adalah diri anda sendiri, orang lain hanya dapat memberikan masukan berupa motivasi, inspirasi, selebihnya tinggal anda sendiri yang menentukannya.
  2. Mulai remaja biasakanlah untuk bekerja. Mungkin anda bisa membagi waktu, pagi bersekolah siang bekerja, tentunya pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan anda. Dengan bekerja ini maka akan menjadikan diri anda lebih bersyukur atas apa yang telah didapatkan, sehingga dapat menghargai apa yang bukan dari hasil keringat diri sendiri. Dengan belajar bekerja maka akan menjadikan anda terhindar dari sifat manja dan bermalas-malasan.
  3. Jika kita memiliki rezeki lebih, tidak salahnya untuk sedikit menyisihkan penghasilan kita tersebut untuk membantu orang lain. Karena banyak diluar sana orang yang lebih susah hidupnya dibandingkan dengan kita sendiri. Oleh sebab itu rasa syukur patut kita ucapkan setiap harinya atas apa yang telah kita dapatkan. 

Posting Komentar untuk "Cerita inspirasi: Gadis kecil penjual koran"