Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prosedur untuk melakukan kegiatan remedial di kelas sebagai strategi dalam pembelajaran

 Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Gambar oleh: Cerdasco.com

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

Remedial adalah sebuah tindakan perbaikan yang dilakuakan oleh seorang guru terhadap pembelajaran yang ada dikelasnya. Yang perlu diketahui adalah kegiatan remedial bukan untuk memperbaiki nilai yang diperoleh siswa, melainkan remedial itu adalah memperbaiki proses pembelajaran yang telah diajarkan kepada peserta didik. Ketika proses pembelajaran telah baik maka hasilnya pun akan mengikutinya.  

A. Prosedur untuk kegiatan Remedial

Berikut adalah prosedur yang bisa dilakuakn untuk kegiatan remedial, yaitu:

1) Analisis hasil diagnosis, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, dan melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan belajar.

2) Menemukan penyebab kesulitan, sebelum kita merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang saa yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda

3) Menyusun rencana kegiatan remedial, adapun komponen-komponen yang harus direncanakan dalam kegiatan remedial adalah sebagai berikut: 

  1. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran
  2. Menentukan materi pelajaran sesuai dengan komptensi atau tujuan yang telah dirumuskan
  3. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa
  4. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
  5. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
  6. Melaksanakan kegiatan remedial, setelah rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Semakin cepat siswa diabantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya. Dan biasanya kegiatan remedial dilakukan diluar ja belajar biasa,oleh sebab itu guru diminta agar dapat eluangkan waktunya diluar jam belajar agar dapat membantu kesulitan belajar siswa.
  7. Menilai kegiatan remedial, untuk mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan remedial yang telah dilakukan maka dilakukanlah penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa dan seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya.

Adapun contoh kegiatan remedial dapat dilihat melalui ilustrasi berikut ini:

Bu Alya baru saja selesai mengolah hasil evaluasi yang telah dilaksanakannya di kelas 3. Dari hasil evaluasi tersebut bu Alya mengetahui bahwa ada empat siswa yang belu menguasai salah satu kompeteni yang telah ditetapkan. Untuk membantu mereka, bu Alya memanggil keempat siswa tersebut untuk mengetahui kesulitan yang mereka hadapi dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau dalam memahami materi yang telah dibahas. Berdasarkan informasi tersebut bu Alya merancang kegiatan pembelajaran tambahan untuk keempat siswanya tersebut. Pada akhir pembelajaran, bu Alya kembali akan memeberikan tes untuk mengetahui penguasaan keempat siswa tersebut terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.

B. Cara menata lingkungan fisik kelas

Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5 hal berikut ini:

1) Keleluasaan pandangan (visibility), artinya penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda /kegiatan yang sedang berlangsung. Misalnya tepat duduk siswa tidak jauh dari papan tulis dan tidak terganggunya penglihatan siswa oleh sinar matahari yang dapat menyilaukan siswa.

2) Mudah dicapai (accessibility), artinya ruang kelas hendaknya diatur dengan baik sehingga lalu lintas kegiatan belajar tidak terganggu. Jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak menggangu siswa lainnya yang sedang bekerja.

3) Keluwesan (flexibility), artinya barang-barang yang ada didalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa. Misalnya pembelajaran kelompok menuntut tatanan ruang kelas yang berbeda dibandingkan dengan kelas demonstrasi.

4) Kenyamanan, prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas sakan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

5) Keindahan, prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang kondusif dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran. Ruang kelas yang indah dan menyenangkan berpangaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu ruang kelas yang indah dan menyenangkan dapat meningkatkan pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa melihat langsung model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.

C. Cara menanamkan jiwa disiplin dikelas

Untuk dapat menanamkan jiwa disiplin kelas, maka dapat dilakukan dengan hal-hal berikut ini:

1) Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Misalnya jika ingin siswa tidak terlambat datang kesekolah maka kita harus mencontohkannya untuk datang kesekolah sebelum waktunya atau tepat waktu, jika ingin siswa berpakaian rapi maka kita harus mencontohkannya dengan berpakian rapi, menanmkan pada diri siswa agar meminta izin terlebih dahulu jika ingin keluar kelas atau tidak masuk sekolah.

2) Adakan pertumuan kelas secara berkala, terutama apabila ada aturan yang mesti ditinjau kembali. Perteuan kelas dapat difungsikan sebagai berikut, yaitu: tempat berbagi pengalaman antar siswa dan antar siswa dengan guru, tempat untuk mengambil keputusan, tempat untuk membuat rencana, dan tempat untuk melakukan refleksi.  

3) Tetapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan. Misalnya kalau waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan suatu tugas telah habis, sedangkan sebagian besar anak belum dapat menyelesaikannya, maka tambahkanlah waktu untuk mengerjakannya atau cari alternative lain.

4) Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya, siswa kelas rendah mungkin masih perlu diperiksa kebersihan kuku serta tasnya. Tetapi untuk siswa kelas tinggi aturan tersebut mungkin tidak diperlukan lagi dan alangkah baiknya jika kelas tinggi mendapatkan aturan agar bisa menjadi komandan upacara secara bergantian.

5) Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas. Sekali lagi, hal ini mungkin masih baru bagi situasi Indonesia, tetapi sebagai guru yang meperhatikan kebutuhan anak, kita tentu dapat mencobanya.

Posting Komentar untuk " Prosedur untuk melakukan kegiatan remedial di kelas sebagai strategi dalam pembelajaran "