Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

(PPT) Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 3

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

A. Pengembangan Asesmen Alternatif

1. Bentuk Asesmen Kinerja

2. Konsep Dasar Asesmen Alternatif

3. Asesmen Fortofolio

4. Penilaian Ranah Afektif

Konsep Dasar Asesmen Alternatif

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asesmen alternatif, diantaranya:

  1. Teori belajar Bruner (1966)
  2. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
  3. Generatif learning model dari Osborne dan wittrock (1983)
  4. Experiential learning theory dari E. Rogers (1969)
  5. Multiple intelligent theory dari Howard Gardner (1983)

Keunggulan Asesmen Alternatif 

  1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional. 
  2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap. 
  3. Meningkatkan motivasi siswa. 
  4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata. 
  5. Member kesempatan kepada siswa untuk selfe valuation. 
  6. Membantu guru untuk menilai efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan 
  7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar

Kelemahan Asesmen Alternatif 

a. Membutuhkan banyak waktu. 

b. Adanya unsure subjektivitas dalam penskoran. 

c. Ketetapan penskoran rendah. 

d. Tidak tepat untuk kelas besar. 

B. Bentuk Asesmen Kinerja

 1. Tugas (Task) 

Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara lain : computer adaptive testing, tes uraian, tugas individu, tugas kelompok dsb. 

2. Kriteria Penilaian (rubric) 

Secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain: 

a. Kualitas pengerjaan tugas, 

b. Kreativitas dalam mengerjakan tugas, dan 

c. Produk tugas. 

C. Asesmen Portofolio 

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu kewaktu. 

Menurut John Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah untuk mencapai salah satu dari tiga tujuan, yaitu : 

1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa. 

2. Menujukkan kemampuan siswa secara langsung. 

3. Menilai secara keseluruhan pencapaian belajar siswa. 

Perencanaan Portofolio 

Menurut Shaklee Et. Al (1977) ada 8 pedoman saat merencanakan portofilio 

  1. Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan sebagai asesmen portofolio. 
  2. Menerjemahkan kriteria ke dalam rumusan. 
  3. Menggunakan kriteria untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti portofolio dan melengkapi penilaian. 
  4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa. 
  5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpul. 
  6. Menetukan cara yang digunakan untuk mengambil keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan. 
  7. Menentukan system untuk membahas hasil portofolio pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio. 
  8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas, isi agar kita dapat membandingkan. 

Pelaksanaan Portofolio 

Dalam pelaksanaan asesmen portofolio tugas guru adalah : 

1. Mendorong dan memotivasi siswa. 

2. Memonitor pelaksanaan tugas. 

3. Memberikan umpan balik. 

4. Memamerkan hasil portofolio siswa. 

1) Pengumpulan Portofolio 

Dilakukan guru setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali guru dan siswa selalu meriview karya siswa kemudian siswa memperbaiki. 

2) Tahap Penilaian 

  • Penilaian disepakati bersama guru dengan siswa pada awal pembelajaran. 
  • Penilaian disepakati diterangkan secara konsisten. 
  • Hasil penilaian digunakan sebagai penentu tujuan pembelajaran berikutnya. 
  • Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. 

D. Penilaian Ranah Afektif 

Penilaian ranah afektif dapat dilakukan dengan cara: 

1. Pengamatan langsung 

2. Wawancara 

3. Angket atau kuesioner 

4. Teknik proyektif 

5. Pengukuran terselubung, yaitu orang yang kita amati dia tidak tahu 

Langkah-langkah pengembangan instrumen afektif 

Pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan: 

  1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif 
  2. Mencari definisi kensepsional dari afektif yang akan diukur 
  3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur 
  4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator 
  5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrumen

Demikianlah apa yang dapat saya tuliskan yaitu tentang Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 3 yang mejelaskan tentang beberapa poin penting, diantaranya:

  • Bentuk Asesmen Kinerja
  • Konsep Dasar Asesmen Alternatif
  • Asesmen Fortofolio
  • Penilaian Ranah Afektif
Semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimana pun berada dan mohon maaf jika terdapat kesalahan di dalam penulisan.

Download (PPT) Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 3 disini.

Posting Komentar untuk "(PPT) Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 3"