Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGERTIAN NILAI DAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PANCASILA

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

PENGERTIAN NILAI DAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PANCASILA

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

WAHYUDIANSYAH.COM – Pengertian Nilai Dan Etika Dalam Pembelajaran Pancasila

Dan untuk menangkal pengaruh globalisasi serta menanamkan norma-norma pada setiap orang maka hadirlah Pancasila dengan berbagai aspeknya, mulai dari Etika, Nilai, Norma, Moral, dan Karakter. Dengan memahami nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila tersebut diharapkan nantinya akan melahirkan mahasiswa yang akademis dengan berlandaskan moral pancasila dan berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung jawab warga negara. Kemudian tanggung jawab tersebut dapat diimplementasikan melalui sikap menjunjung tinggi moralitas dan menghormati hukum yang berlaku. Dan yang akan mimin bagikan terlebih dahulu adalah mengenai pengertian dari Etika dan Nilai dalam pembelajaran Pancasila, yang mana keduanya tersebut memiliki tujuan tersendiri bagi kehidupan berbangsa maupun bermasyarakat.

A. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika merupakan teori tentang perbuatan manusia yang menimbang baik dan buruk sifat dasar manusia. Dalam bentuk jamaknya (ta etha) berartinya adat kebiasaan. Kata etha kemudian menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika”. Dalam Bahasa Arab, padanan kata etika adalah akhlak yang merupakan bentuk kata jamak khuluk yang berarti perangai, tingkah laku atau tabiat (Zakky, 2008:20).

Etika sebagai ilmu biasa dibedakan menajadi 3 macam, yaitu etika deskriptif, etika normatif dan meta etika. Etika deskriptif mempelajari tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, pandangan tentang baik dan buruk, perbuatan yang diwajibkan, diperbolehkan atau dilarang dalam lingkungan masyarakat, contohnya ada kawin lari dikalangan masyarakat Bali. Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Berbeda halnya dengan etika deskriptif, etika normatif tidak bersifat netral melainkan melainkan memberikan penilaian terhadap terhadap tingkah laku moral berdasarkan norma-norma tertentu. Adapun meta etika tidak membahas persoalan moral dalam arti baik atau buruknya suatu tingkah laku, melainkan membahas Bahasa-bahasa moral. Contohnya, jika suatu perbuatan dianggap baik, maka pertanyaannya adalah: apakah arti “baik” dalam perbuatan itu, apa ukuran syarat sehingga disebut baik dan sebagainya.

Hendaknya nilai etika ini ditanamkan sejak dini terutama untuk peserta didik yang berada disekolah-sekolah, berapa banyak hari ini kita melihat beragam permasalahan yang terjadi disekolah lantaran adanya siswa yang berkelahi, baik itu dengan gurunya maupun dengan siswa lainnya. Hal ini dapat dilatar belakangi karena kurangnya etika yang dimiliki oleh siswa tersebut, maka dari itu agar menjadikan siswa yang bermoral dan berakhlak mulia nilai etika Pancasila ini penting untuk dipelajari sejak dini dari bangku sekolah dasar.

Selain etika disekolah, siswa juga diajarkan cara beretika ketika berada ditengah-tengah masyarakat. Siswa yang memiliki etika baik akan mampu menempatkan dirinya saat berada ditengah masyarakat, ia akan mampu mengahrgai yang lebih tua dan mampu bergaul dengan baik kepada yang lebih muda. Tentunya harapan kita semua bahwa peserta didik diajarkan tentang nilai etika disekolah lalu dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu Ketika berada dilingkungan masyarakat maupun saat berada dilingkungan keluarga.

B. Pengertian Nilai

Nilai pada dasarnya merupakan kajian filsafat, yang disebut aksiologi, yang dalam bahasa Inggris disebut “Value” biasa diartikan sebagai harga, penghargaan, atau taksiran. Menurut Bambang Daroeso, nilai dapat dimaknai sebagai suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Pengertian nilai bersifat subjektif artinya 5 bahwa nilai dari suatu objek tergantung pada subjek yang menilainya. Suatu objek akan dinilai secara berbeda oleh berbagai orang, sehingga nilai tidak ada ukuran pastinya tergantung oleh subjek yang menilainya.

Nilai kemudian berkembang menjadi beraneka ragam, tergantung pada kategori penggolongannya. Seperti nilai kemanusiaan, nilai sosial, nilai budaya, nilai ekonomis, nilai praktis, nilai teorits, dan lain-lain. Nilai menurut Robert W. Richey dibagi menjadi tujuh macam, yaitu: nilai intelektual, nilai personal dan fisik, nilai kerja, nilai penyesuaian, nilai sosial, nilai keindahan, dan nilai rekreasi. Sedangkan menurut Prof. Notonegoro, nilai dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

•  Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia

• Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas atau kegiatan

• Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia, seperti: 

a) Nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia (cipta)

b) Nilai keindahan yang bersumber pada unsur perasaan (estetika)

c) Nilai moral yang bersumber pada kehendak (karsa)

d) Nilai keagamaan yang bersumber pada tuhan.

Di dalam Dictionary of sociology, nilai adalah kemampuan yang dipercaya yang ada pada sesuatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melakat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. 

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka silasila pancasila merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, sila-sila pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan, meskipun antara sila yang satu dengan sila yang berbeda, tetapi kesemuanya merupakan kesatuan yang sistematis. Berikut penjelasan sila-sila dalam Pancasila:

  1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai penjawantahan tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaran negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan HAM harus dijiwai nilai-nilai keTuhan Yang maha Esa.
  2. Sila Kemanusian yang adil dan beradab. Dalam sila kemanusian terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam perauran perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama HAM harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan.
  3. Sila Persatuan Indonesia. Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok, golongan. Oleh karena itu, perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. 
  4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyaratan/Perwakilan. Nilai flosofis yan terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrati manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan, yaitu bangsa yang memiliki komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia.

AKHIR KATA

Mungkin itu saja yang dapat mimin bagikan mengenai Pengertian Nilai dan Etika Dalam Pembelajaran Pancasila. Adapun Nilai dan Etika yang diajarkan ini akan mampu nantinya membuat Siswa memiliki etika yang baik, sehingga mereka mampu menempatkan dirinya saat berada ditengah masyarakat, mereka akan mampu menghargai yang lebih tua dan mampu bergaul dengan baik kepada yang lebih muda. Adapun pengertian nilai dapat dimaknai sebagai suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.

Terakhir semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimanapun berada dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami, agar sekiranya dapat memakluminya.  

Posting Komentar untuk "PENGERTIAN NILAI DAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PANCASILA"