Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita inspirasi: Hikmah Dari Kasih Sayang

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh


Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Dulu ketika saya masih kuliah, ada diadakan bazar atau pameran buku-buku. Berbagai macam jenis buku dijual disana, seperti buku fiksi, novel, cerpen, cerita tentang kehidupan dan masih banyak lagi. Maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu ya teman, heeee…. kemudian harganya pun relatif murah sehingga tidak banyak menguras isi kantong. Saya pun tertarik untuk membaca buku yang berisi tentang hikmah-hikmah dari sebuah cerita.

Dan dari buku itulah saya berinisiatif untuk menulis kembali cerita-ceritanya dengan tujuan agar ada pembelajaran yang kita dapatkan baik itu untuk semua orang maupun untuk diri saya sendiri.

Oh…ya kali ini saya menulis cerita tentang kasih sayang melalui sebuah cerita yang ada dinegara Cina.

Racun (Poison)

Lo…..ko racun? Kenapa ada kata racun? apakah bisa racun memberikan inspirasi? Sedangkan yang kita tahu racun itu adalah sebagai alat pembunuh, ada racun yang digunakan untuk membunuh hama tananamn, ada racun yang digunakan untuk membunuh hewan seperti nyamuk, lalat, tikus. Ya, apa yang anda sebutkan itu tidak salah, dan itu semua sah-sah saja.

Mungkin masih banyak yang bingung dan ragu, lalu apa hubungannya dengan tema atau judul artikel yang saya tulis ini? Pasti semuanya berfikir tidak nyambung artikel ini dengan tema atau judul yang ditulis. 

Kenapa saya tulis sub. bagian judul artikel ini adalah Racun? Apakah akan membahas maslah racun, tentu tidak. Ini hanya sebagai gambaran tentang cerita yang akan saya tuliskan kembali.

Langsung saja ya ceritanya………….

A Ceritanya

Dahulu kala dinegeri Cina, ada seorang gadis yang bernama Li-Li. Ia menikah dan tinggal bersama mertuanya. Belum lama tinggal dirumah mertuannya, Li-Li telah merasa bahwa ia sama sekali bisa akur dengan mertuannya. Karena mertuannya mempunyai sifat sangat berbeda, banyak kebiasaannya yang menjengkelkan, belum lagi mertuanya selalu mencela Li-Li.

Lama kelamaan Li-Li dan mertuanya terlibat dalam perdebatan dan permusuhan. Dengan permusuhan keduanya ini membuat keadaan semakin buruk. Karena dalam tradisi Cina, Li-Li harus membungkukkan badan kepada mertuannya dan mentaati semua perintahnya.

Ini yang membuat Li-Li tidak sanggup lagi menghadapi watak dari mertuanya. Dan ia memutuskan untuk berbuat sesuatu terhadap mertuanya. Li-Li pergi menemui tuan Huang, sahabat baik ayahnya, yang pekerjaannya adalah sebagai penjual berbagai ramuan tradisional. Li-Li menceritakan semua masalahnya kepada tuan Huang dan meminta untuk dibuatkan racun, sehingga ia bisa menyelesaikan masalahnya kepada mertuanya itu.

Tuan Huang pun mau membantu Li-Li mengatasi masalahnya dengan syarat Li-Li harus mentaati perintah dan perkataannya. Li-Li pun bersedia mentaati apa yang diperintahnya.

Tuan Huang pun memberikan sebuah bungkusan kepada Li-Li sambil berkata bahwa Li-Li tidak boleh menggunakan racun yang keras untuk menyingkirkan ibu mertuannya, karena itu akan membuat orang-orang akan curiga. Dan dengan ramuan ini maka perlahan-lahan akan membuat racun menimbun ditubuhnya. Kemudian Li-Li setiap hari harus menyiapkan masakan yang lezat, lalu masukkan ramuan yang telah diberikan tersebut kedalam mangkuknya, sehingga orang lain tidak curiga sepeninggalnya nanti. Dan mulai sekarang Li-Li harus bersikap manis terhadap ibu mertuannya, jangan pernah berdebat dengannya, dan taati semua perintahnya.

Li-Li pun setuju dengan apa yang telah diucapkan tuan Huang.

Setelah beberapa bulan berlalu, keadaan rumah tangga mereka berubah. Li-Li tidak pernah marah atau merasa jengkel lagi, bahkan ia dapat mengendalikan dirinya. Ia tidak pernah lagi berdebat dengan ibu mertuanya, karena sikap mertuanya sekarang tampak baik. Ibu mertuanya sangat menyanyangi Li-Li dan menganggap Li-Li sama seperti anak kandungnya sendiri. Ia pun mengatakan kepada orang-orang yang berada ditempat tinggalnya bahwa Li-Li adalah menantu yang sangat baik.

Li-Li pun menyesal atas sikapnya dulu kepada ibu mertuanya, dan ia merasa telah membunuh orang yang sangat baik. Li-Li juga menyesal telah banyak memberikan racun kedalam tubuh ibu mertuanya melalui masakannya yang ia berikan.

Li-Li pun kembali menemui Tuan Huang agar diberikan ramuan untuk mengobati kembali racun yang ada didalam tubuh ibu mertuannya. Li-Li menceritakan kepada tuan Huang tentang perubahan sikap ibu mertuannya yang ternyata sangat baik dan penuh dengan kasih sayang, Li-Li pun sangat menyesali perbuatannya tersebut.

mendengar perkataan Li-Li membuat tuan Huang pun tersenyum, dan berkata kepadLi-Li bahwa ramuan yang diberikan kepadanya pada waktu itu adalah bukan sebuah racun. Tuan Huang tidak pernah memberikan racun kepada Li-Li, yang tuan Huang berikan kepada Li-Li adalah sebuah ramuan berupa vitamin dan obat kuat sehingga memperbaiki kesehatan ibu mertuanya. Kemudian tuan Huang pun menjelaskan bahwa racun yang sebenarnya tersimpan dalam pikiran dan sikap burukmu kepada ibu mertua. Itulah yang menjadi racun sesungguhnya. Namun ketika sikap mu berubah menjadi lebih lagi kepadanya dan penuh kasih sayang kepadanya, akhirnya membuat racun itu pun hilang dan terkikis.

Mendengar penjelasan tuan Huang membuat hati dan perasaan Li-Li menjadi lega dan bahagia, ia pun menyanyangi ibu mertuannya itu sebagaimana mestinya dan kehidupan rumah tangganya pun berubah menjadi penuh kedamaian.

B. Butiran Himah

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita tentang kehidupan Li-Li dan ibu mertuannya, yaitu:

1. Jangan pernah menilai orang lain salah

Kita kembalikan lagi pada diri kita sendiri, mungkin kesalahan yang terjadi pada orang lain bisa saja akibat dari perbuatan kita sendiri. Api itu tidak akan pernah terjadi jika tidak ada asap yang memulainya, permusuhan tidak akan terjadi jika tidak ada kesalahan yang kita lakukan. Oleh sebab itu agar terhindar dari permusuhan alangkah baiknya kita berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, gunakan akal pikiran terlebih dahulu sebelum berucap. Karena ketika kita melakukan keslahan maka mungkin saja akan menimbulkan pertikaian dikedua belah pihak.

2. Jangan pernah menilai watak seseorang itu buruk

Belum tentu orang yang pemarah itu memiliki watak yang sangat buruk, kita tidak tahu isi hati seseorang. Mungkin kita rambut sama pada berwarna hitam, sama pada memiliki 2 mata, 2 telinga, 2 tangan, 2 kaki, namun isi hati tidak ada yang tahu. Jangan anggap orang pendiam itu tidak berani, mungkin saja diamnya ia bertujuan agar tidak terjadi pertikaian atau ia tidak ingin menggangu orang lain. Dan juga belum tentu orang yang memiliki sifat pemberani itu selamanya akan selalu pemberani.

3. Hargai orang lain

Ada pepatah mengatakan “jika anda ingin dihargai, dihormati dan disanjung orang lain, maka hargailah orang lain terlebih dahulu”. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk bisa menghargai orang lain, apalagi orang yang lebih tua dari kita. Tentunya lebih kita hargai, bagaimana cara bersikap, berkata-kata, dan bergaul kepada orang yang lebih tua. Jangan sampai kita bersikap buruk terhadap mereka, apalagi menganggap mereka sama seperti kita.

Ingat Nabi Muhammad SAW itu diutus untuk mnyempurnakan akhlak umatnya terlebih dahulu, dan merubah sikap atau akhlak yang tidak baik itu menjadi lebih baik lagi. Orang akan menjadi segan ketika kita bersikap baik dan memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, apalagi bersikap baik dan sopan kepada orang yang lebih tua. 

4. Hormati orang tua

Hormatilah orang tua meskipun ia bukan yang melahirkan kita, mertua adalah orang tua disalah satu pihak, baik itu pihak suami maupun istri. Untuk itu sudah semestinya kita berbakti dan berbuat kepada mereka, sebagaimana bakti dan baiknya kita terhadap orang tua kita sendiri. Jangan pernah memusuhi mereka  dengan cara berbuat jahat, karena itu merupakan sikap yang tidak bermoral. Alangkah baiknya, mereka kita berikan perhatian serta kasih sayang karena kita telah menjadikan anak mereka sebagai pendamping hidup kita. Untuk itu sudah sewajarnya kita berbakti juga kepada mereka.

Posting Komentar untuk "Cerita inspirasi: Hikmah Dari Kasih Sayang"