Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEJARAH, KONSEP AJARAN DAN HASIL KARYA DARI IMAM AL GHAZALI

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Sejarah, Konsep Ajaran dan Hasil Karya Imam Al Ghazali

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

WAHYUDIANSYAH.COM – Sejarah, Konsep Ajaran dan Hasil Karya Imam Al Ghazali

Kita sebagai umat islam tentunya merasa sangat bersyukur atas limpahan karunia yang Allah SWT berikan, yaitu berupa kesehatan, usia yang panjang dan rezki yang melimpang. Alhamdulillah dengan usia tersebut sekarang ini kita kembali bertemu dengan bulan Muharram (Tahun Baru Islam) 1445 H, semoga di tahun baru islam ini amal ibadah kita semakin meningkat dan segala apa yang kita hajatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal'alamin...

Mengingat di hari Jum'at tanggal 28 Juli 2023 bertepatan dengan 10 Muharram 1445 H, maka dalam kesempatan kali ini mimin akan coba membagikan sejarah singkat tentang salah satu ulama besar dimasanya yang bernama Abu Hamid Muhammad Ibn Ta'us Al-Thusi Al-Syafi'i Al-Ghazali atau biasa disebut dengan Imam Al-Ghazali. Berikut tentang Sejarah, Konsep Ajaran dan Hasil Karya Imam Al-Ghazali:

A. Sejarah Imam Al-Ghazali

Nama Lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ta’us al- Thusi al-Syafi’i Al-Ghazali. Secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid  Al- Ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan dikampung Ghazlah, di Desa Ghuzala daerah Thus salah suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H/ 1058 M. tiga tahun setelah kaum saljuk mengambil alih kekuasaan di Baghdad Imam  Al-Ghazali adalah seorang ahli sains sekaligus  sebagai tokoh sufi terkemuka, sehingga digelari sebagai hujjatul-Islam. Dalam perjalanan hidupnya ia merupakan seorang pengembara ilmu, terbukti dengan karya-karyanya yang kaya akan berbagai cabang keilmuan. sebagai tokoh sufi ia dikenal sebagai seorang ulama ushul fikih dengan karyanya al-mustashfa dan ia juga dikenal sebagai tokoh filsafat dengan karyanya Tahafut al-Falasifah yang mengkritik konsep berpikir para filosof saat itu. ketika al-Ghazali memasuki usia 25 tahun, ia mulai meniti karir sebagai dosen pada Universitas Nizamiyah Naisabur, di bawah bimbingan guru besarnya, Imam al-Haramain. Dalam menghabiskan sisa umurnya, al-Ghazali mendirikan halaqah atau sejenis pondok bagi para sufi dan madrasah bagi para penuntut ilmu.  Dalam perjalanan hidupnya ia merupakan seorang pengembara ilmu, terbukti dengan karya-karyanya yang kaya akan berbagai cabang keilmuan. sebagai tokoh sufi ia dikenal sebagai seorang ulama ushul fikih dengan karyanya al-mustashfa, dan ia jugadikenal sebagai tokoh filsafat dengan karyanya Tahafut al-Falasifah yang mengkritikkonsep berpikir para filosof saat itu.

Imam Al-Ghazali adalah  ulama  besar  yang dikenal  pemikirannya di bidang  ilmu kalam,  filsafat,  dan  tasawuf.  Menurut  Imam  Al-Ghazali,  cahaya   kenabian   mustahil didapat oleh  para sufi yang  terkenal  dengan  keganjilan  dan  keekstreman konsepnya. Sebagai  contoh,  ia  mengambil   ungkapan   al-Hallaj  yang  dipandang ganjil,  "Aku  yang Maha  besar",  atau  apa  yang  diungkapkan  Abu Yazid  al-Busthami,  "Maha  suci  Aku". Mereka mengaku  maha  suci dan maha  besar, sehingga  merasa tidak  perlu lagi dengan syari'at Islam. Di  mata mereka, syariat hanya  diperlukan dan  ditujukan untuk orang- orang  yang  belum   mencapai  derajat  seperti  mereka  (al-Hallaj  dan  Abu  Yazid  al-Busthami). Sikap seperti ini sering disebut  dengan nihilisme syariat.

Sebelum akhir hayatnya, ayah al-Ghazali telah  menitipkan dan mempercayakan kedua  putranya itu kepada  salah seorang sahabatnya, yaitu seorang sufi yang baik hati untuk mendidik  mereka sampai  habis  harta warisan mereka.  Selanjutnya kedua  anak tersebut  mendapatkan   bimbingan   berbagai   cabang   ilmu  sampai   suatu  saat  harta warisan dari  ayah  mereka habis.  Sahabat  ayah  mereka berhasil  mendidik  keduanya seperti  yang  diinginkan   ayah  mereka,  yaitu  membekali   mereka   khususnya tentang dasar- dasar ilmu tasawuf.

B. Konsep Ajaran Imam Al-Ghazali

Ada 2 tahapan konsep ajaran Al Ghazali, yaitu :

  1. Tahap Kesadaran Tasawuf/Mistik al-Ghazali, tujuan utama dari tasawuf adalah mencapai kebahagiaan spiritual dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Untuk mencapai tujuan ini, dia menekankan pentingnya untuk memperbaiki karakter dan memurnikan hati dari hasad (iri hati), dengki, dan sifat-sifat buruk lainnya.
  2. Tahap Pengalaman/Penemuan Tasawuf Al-Ghazali, Perbedaan   al-Ghazali  dengan para sufi sebelumnya  adalah karena dia telah menjadikan tasawuf untuk  mengenal (makrifat)  Allah,  dengan  ciri-ciri  dan  batasan-batasan yang jelas. Bahkan teorinya tentang makrifat sebagai  pengalaman  tasawuf  bisa dipandang sebagai teori yang komplementer dan  komperehensif dengan  pendapat-pendapat yang bercerai berai dari para sufi sebelumnya. Kecuali itu teori-teorinya dapat dipandang sebagai perkembangan yang menarik dalam sejarah pertumbuhan tasawuf sehingga merupakan kontribusinya yang besar terhadap pertumbuhan maupun perkembangan tasawuf.

Esensi tasawuf dalam konteks  ilmu   mu'amalah merupakan  upaya   menempuh jalan sufi (salik) untuk mencapai   moralitas-moralitas tertentu baik lahir  maupun batin  dengan   tujuan  final,  mengkondisikan jiwa/qalbu untuk  mempersiapkan  saat tinggal  landas menuju  pendakian lebih jauh  memasuki   dataran dalam  metafisik   ke hadirat   Tuhan.  Sebaliknya,  esensi tasawuf dalam  konteks  ilmu  mukasyafah   adalah upaya   pencapaian dan menemukan     Realitas  Mutlak  (al-Haqq)  yaitu     suatu penghayatan  "face  to face"  dengan Allah Swt.

C. Hasil Karya Imam Al-Ghazali

Karya kitab yang monumental adalah kitab Ihya 'ulumuddin dan kitab bidayatul Hidayah.

Kelompok filsafat dan ilmu Kalam

1. Kelompok Filsafat dan Ilmu Kalam

A. Maqashid al-Falasifah (Tujuan Para Filosof)

B. Tahafut al-Falasifah (Kekacauan Para Foilosof)

C. Al-Iqtishad fi al-I’tiqad (Moderasi Dalam Aqidah)

D. Al-Maqshad al-Asna fi Ma’ani Asma’illah al-Husna (Arti Nama-Nama Tuhan)

E. Mi’yar al-‘Ilmi (Kriteria Ilmu)

2. Kelompok Ilmu Fikih dan Ushul Fikih

A. Al-Basith (Pembahasan Yang Mendalam)

B. Al-Wasith (Perantara)

C. Al-Wajiz (Surat-Surat Wasiat)

D. Khulashah al-Mukhtashar   (Inti Sari Ringkasan Karangan)

E. Al-Mankhul (Adat Kebiasaan)

3. Kelompok Ilmu Akhlak dan Tasawuf

A. Ihya ‘Ulum  al-Din (Menghidupkan Kembali Ilmu- Ilmu Agama)

B. Kimya’al-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan)

C. Misykat al-Anwar (Relung-relung Cahaya)

D. Talbis al-Iblis (Tipu Daya Iblis)

E. Nashihat al-Muluk (Nasihat untuk Raja-Raja)

4. Kelompok Ilmu Tafsir

A. Yaqut al-Ta’wil  fi Tafsir al-Tanzil (Metode Ta’wildalam Menafsirkan al-Qur’an)

B. Jawahir al-Qur’an (Rahasia-Rahasia al-Qur’an)

AKHIR KATA

Terakhir semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimanapun berada dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami, agar sekiranya dapat memakluminya.  

Posting Komentar untuk "SEJARAH, KONSEP AJARAN DAN HASIL KARYA DARI IMAM AL GHAZALI"